Oleh : H. Fahrurrozi Abu Raziqi [Akademisi UIN Mataram & Pengkaji Literasi Kitab Turàts]
Syaikh Ahmad bin Nasir Atthayyar, menjelaskan pembagian orang yang cerdas akal pikirannya terbagi menjadi dua bagian penting:
انقسم العقلاء بالنظر الى الفطرة والإكتساب
أحدهما: عاقل بالفطرة حيث ينشأ بعض الناس منذ صغره عاقلا فطنا محبا بفطرته لفضائل الأمور نافرا من رذائلها.
والثانى : عاقل بالإكتساب حيث ينشأ بعض الناس قليل الحكمة شرس الطباع تميل كثير من أقواله وأفعاله إلى الطيش والحمق والسفيه ثم يبدأ بعد ذلك بتنمية عقله عن طريق التجربة والخبرة ومجالسة العقلاء أو قرأة سيرهم ربما فاق عقلا و ذكاء وحكمة وحنكة وأدبا من كان عاقلا بالفطرة.
ألم تر أن العقل زين لأهله وأن كمال العقل طول التجارب.
Maknanya:
Klasifikasi Orang Bijak Berdasarkan Fitrah dan Iktisáb (Pengalaman dan Pembelajaran)
Orang bijak dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan fitrah (bakat alami) dan iktisáb (pengalaman dan pembelajaran), yaitu:
1. Orang Bijak Berdasarkan Fitrah (عاقل بالفطرة).
Definisi: Orang yang memiliki akal yang kuat dan bijak sejak lahir, tanpa perlu belajar atau berusaha.
Karakteristik:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menganalisis situasi dengan baik sejak kecil, Memiliki akhlak yang baik dan sopan, Memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggungis, Tidak perlu berusaha keras untuk menjadi bijak, karena sudah memiliki fitrah yang baik. Misalnya: Orang yang memiliki bakat alami dalam memahami ilmu pengetahuan, memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah, dan memiliki akhlak yang baik.
2. Orang Bijak Berdasarkan Iktisáb - Usaha-Effort-Ikhtiar (عاقل بالاكتساب).
Definisi: Orang yang menjadi bijak melalui pengalaman, pembelajaran, dan usaha keras.
Karakteristik: Memiliki kemampuan untuk memahami dan menganalisis situasi dengan baik, tetapi perlu belajar dan berusaha, Memiliki akhlak yang baik dan sopan, tetapi perlu memperbaiki diri, Memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggungis, tetapi perlu mempertimbangkan dengan matang, Perlu berusaha keras untuk menjadi bijak, karena tidak memiliki fitrah yang baik sejak awal. Misalny: Orang yang memiliki kemampuan untuk memahami ilmu pengetahuan, tetapi perlu belajar dan berusaha keras untuk menjadi bijak.
Dalam klasifikasi ini, orang bijak berdasarkan fitrah adalah orang yang memiliki akal yang kuat dan bijak sejak lahir, sedangkan orang bijak berdasarkan aktsab adalah orang yang menjadi bijak melalui pengalaman, pembelajaran, dan usaha keras.
Syair tersebut juga menyebutkan bahwa "العقل زين لأهله" (Akal adalah hiasan bagi pemiliknya) dan "كمال العقل طول التجارب" (Kesempurnaan akal adalah panjangnya pengalaman). Ini berarti bahwa akal yang baik adalah hiasan bagi pemiliknya, dan bahwa kesempurnaan akal dapat dicapai melalui pengalaman dan pembelajaran yang panjang.
واذا كان الخلق الحسن الفاضل يكتسب ويصنع بالتخلق وكذلك العقل يكتسب ويصنع بالتعقل.
ولا خير فى حسن الجسوم وطولها اذا لم يزن حسن الجسوم عقول.
وكلما أخذ الانسان من الاخلاق الفاضلة حظا وافرا ازداد عقله وأصبح حكيما لبيبا فطنا ولو لم يكن قبل اكتسابها كذلك.
فكم من انسان ينسب الى قلة العقل والحكمة بسبب سوؤ أخلاقه وقبيح طباعه حيث تراه شديد الغضب قليل الأدب متبعا لهواه ينصرف بلا روية ويتكلم بكل شيء وفى كل شيء ومتى شاء غير مراع للجليس ولا للوقت المناسب.
ثم يتدارك نفسه ويحسن بقبح طباعه وسوؤ اخلاقه فيبدأ بإكتساب الاخلاق الحسنة عبر التعلم والقراءة ومجالسة أصحاب الاخلاق الحسنة حتى يصبح من أعقل العقلاء وأحكم الحكماء وأنبل النبلاء وأفضل الفضلاء.
Akhlak yang Baik Dapat Diperoleh melalui Pembelajaran dan Usaha:
Akhlak yang baik dapat diperoleh melalui pembelajaran dan usaha, seperti halnya akal yang dapat diperoleh melalui pembelajaran dan usaha. Tidak ada kebaikan dalam memiliki tubuh yang indah dan tinggi jika tidak diimbangi dengan akal yang baik.
Setiap kali seseorang memperoleh akhlak yang baik, maka akalnya akan meningkat dan dia akan menjadi lebih bijak dan cerdas. Banyak orang yang dianggap kurang berakal dan kurang bijak karena memiliki akhlak yang buruk dan tabiat yang tidak baik.
Namun, seseorang dapat memperbaiki dirinya dengan belajar, membaca, dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki akhlak yang baik. Dengan demikian, dia dapat menjadi salah satu orang yang paling bijak dan paling cerdas.
Ibarat kitab tersebut juga menekankan bahwa akhlak yang baik dapat diperoleh melalui pembelajaran dan usaha, dan bahwa seseorang dapat memperbaiki dirinya dengan belajar dan berusaha. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi bijak dan cerdas, asalkan mereka mau berusaha dan belajar.
Karakteristik Orang yang Berakhlak Baik:
Memiliki akal yang baik dan bijak, Memiliki tabiat yang baik dan sopan. Dapat mengendalikan emosi dan nafsu. Dapat membuat keputusan yang tepat dan bertanggungis. Dapat bergaul dengan orang-orang yang memiliki akhlak yang baik
Cara Memperoleh Akhlak yang Baik:
Belajar dan membaca tentang akhlak yang baik.
Bergaul dengan orang-orang yang memiliki akhlak yang baik.
Berusaha untuk memperbaiki diri dan mengendalikan emosi dan nafsu.
Membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.
[Demikian khulashoh dari kitab Ghizáil Uqùl wa shifátil Uqola' karya Syaikh Ahmad Bin Nasir al-Thayyar, h. 31-32]

Posting Komentar