Diduga ada pemufakatan jahat oleh Oknum secara TSM, Pertarungan Ditubuh Golkar Kota Mataram Sengit

Pemerhati Kebijakan Publik Ziat Ulhaq


PARAGRAF.co.id - Pemerhati kebijakan publik NTB, Ziat Ulhaq menjelaskan bahwa peroses pleno rekapitulasi perhitungan suara di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pemilihan presiden (Pilpres) maupuan Pemilihan Legislatif (Pileg) baik tingkat pusat,provinsi dan kabupaten/kota khususnya di Kota Mataram brakhir, Kamis tanggal 29 Februari 2024.  


Dalam rekapitulasi oleh PPK yang dilakukan di 6 kecamatan di Kota Mataram khusunya untuk tingkat Provinsi NTB davil 1 Mataram dari Caleg Golkar, H. Didi Sumardi nonor urut 1 dengan meraih 16,526 suara dari 6 kecamatan dengan rincian untuk kecamatan Sandubaya sebanyak 1,853, cakranegara, 1,357 suara, Selaparang, 3,604 suara, Ampenan, 2,756 suara, Sekarbela, 2,067 suara dan Mataram, 4,889 suara. Kemudian disusul oleh Ir Hj Lale Prayatni dengan nomor urut 3 dengan mengantongi jumelah suara 14,946 suara dengan rincian untuk kecamatan Sandubaya berhasil memperoleh 2,105 suara, cakranegara, 2,041 suara, Selaparang, 3,236 suara, Ampenan, 3,680 suara, Sekarbela 1,608 suara dan Mataram, 2,276 suara. Diurutan ketiga dirah oleh H. Baehaqi, ST nomor urut 4 dengan memperoleh suara 13,752 dengan rincian Sandubaya berhasil memperoleh 920 suara, cakranegara, 1,453 suara, Selaparang 4,253 suara, Ampenan 3,969 suara, Sekarbela 1,710 suara dan Mataram 1,447 suara. Selanjutnya Irma Damayanti nomor urut 5 dengan memperoleh suara 4,895 dengan rincian untuk kecamatan Sandubaya berhasil memperoleh 669 suara, cakranegara, 759 suara, Selaparang, 666 suara, Ampenan, 1,140 suara, Sekarbela 864 suara dan Mataram, 797 suara. Trakhir ada Ir H. Misbach Mulyadi sekaligus petahana nomor urut 2 hanya mampu meraup 2,965 dengan rincian untuk kecamatan Sandubaya berhasil memperoleh 467suara, cakranegara, 256 suara, Selaparang, 474 suara, Ampenan, 722 suara, Sekarbela 372 suara dan Mataram, 674 suara.


‘’Kalau kita lihat hasil perolehan ini sangat sengit pertarungan sehingga wajar diduga banyak terjadi kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Ini harus diatensi semua pihak karena terjadi perang bintang khususnya di tubuh Golkar yang ada di Kota Mataram dalam Pemilu 2024 ini,’’ Jelas Pemerhati kebijakan publik NTB, Ziat Ulhaq.


Menurutnya, kondisi ini memang rentan terjadi hal-hal yang menyebabkan kecurangan secara TSM. Makanya, pihaknya meminta kepada semua timses supaya supaya mengumpulkan semua bukti-bukti karena selisih suaranya sedikit.


Bukan hanya itu, pihaknya telah mencatat setidaknya ada tujuh bentuk kecurangan yang terjadi di lapangan. Mulai dari beli suara, kongkalikong mencoblos surat suara cadangan, hingga mobilisasi pemilih yang mengklaim masuk dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK). 


‘’Yang harus dilakukan tentu dengan mencatat jumelah total pemilih di setiap TPS, kemudian ada saja DPT yang tidak memilih saat itu, jangan sampai ini menjadi bahan bancakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab sehingga terjadi pemufakatan jahat untuk memenangkan salah satu caleg,’’ Tegasnya. 


Bukan hanya itu, berbagai persoalan dilapangan muncul mulai dari sistem khususnya di Kecamatan Mataram yang terlambat melakukan rekap. Tentu ini menjadi pertanyaan besar kenapa di 5 kecamatan lancar kecuali di Kecamatan Mataram yang ditunda-tunda. 


‘’Kita menduga adanya permainan khususnya di Kecamatan Mataram. Terbukti sampai saat ini belum dilakukan pleno. Bahkan dalam peroses rekapitulasi yang dilakukan PPK Kecamatan Mataram, kami menemukan beberapa kejanggalan yang menyebabkan penggelembungan suara yang tidak wajar dengan sistem TSM,’’ Terangnya 


Dijelaskan, bahwa kejanggan ini bisa dilihat bersama, dimana sistem aplikasi mengalami gangguan yang terjadi hanya di Kecamatan Mataram. Atas dasar itu, rekapitulasi penghitungan suara diperpanjang waktu untuk melakukan pleno.


‘’Atas beberapa kejanggalan itu, kami menduga ada pemufakatan jahat untuk mencuri suara dari paslon lainnya khsusunya di Kecamatan Mataram,’’ terangnya.


Selain itu, pihaknya prihatin dengan salah satu relawan yang telah melakukan press release mengangkat kemenangan calonnya. Hal ini meresahkan salah satu relawan pendukung lainnya yang bisa mengakibatkan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.


‘’Pada intinya, yang tidak murni akan terbakar mati. Apalagi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh oknum tersebut terbukti melakukan kejahatan pemilu maka nanti publik yang menghakimi,’’ Tegasnya (Red).

0/Post a Comment/Comments