Momentum Bagi Anak Muda Jadi Game Changer di Pilkada 2024


Oleh : Muhammad Iqbal Kharisma

Bidang kajian Informasi dan Isu Bale Demokrasi NTB 

Opini - Pilkada 2024 menjadi tonggak penting bagi demokrasi Indonesia. Di balik hingar-bingar persaingan politik yang semakin sengit dan panas, satu hal yang tak bisa diabaikan adalah peran besar dari generasi muda, khususnya milenial, dalam menentukan arah pilihanya dalam menentukan perubahan daerah. 


Menurut data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB, sekitar 54,04% dari total pemilih muda pada Pemilu 2024, yang terdiri dari generasi milenial dan Gen Z. Angka ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan hasil pemilu.


Menjadi mayoritas pemilih saja tidaklah cukup. Anak muda perlu menjadi game changer penggerak perubahan dengan mengambil peran aktif dalam politik. Hal ini tidak hanya berarti memberikan suara pada hari pemilihan, tetapi juga terlibat dalam proses politik yang lebih luas, seperti mendukung kampanye yang bersih, dan mengedukasi masyarakat tentang politik.

Generasi milenial memiliki kelebihan yang tidak dimiliki generasi sebelumnya.


Penguasaan teknologi informasi dan media sosial membuat mereka mampu mengakses, dan menyebarkan informasi politik dengan cepat. Media sosial, seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter, menjadi alat yang efektif untuk menyampaikan pesan politik, membangun kesadaran, dan melawan disinformasi yang marak menjelang pilkada. Dalam hal ini, milenial dapat memanfaatkan teknologi untuk menciptakan narasi politik yang positif dan mendidik.


Salah satu tantangan terbesar dalam politik adalah apatisme. Banyak anak muda yang merasa bahwa politik tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari. Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2023 menunjukkan bahwa sekitar 33% anak muda merasa tidak percaya pada institusi politik. Hal ini menjadi penghambat atau penghalang bagi partisipasi aktif mereka. 


Untuk menangani hal ini, generasi milenial perlu menyadari bahwa politik adalah alat untuk membawa perubahan yang nyata, termasuk dalam isu-isu yang mereka pedulikan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan.


Keterlibatan generasi muda dalam politik juga bisa dilihat dari meningkatnya jumlah calon legislatif muda yang maju pada Pemilu 2024. Berdasarkan data KPU, terdapat peningkatan jumlah calon di bawah usia 35 tahun dibandingkan pemilu sebelumnya. Ini adalah langkah positif yang menunjukkan bahwa anak muda tidak lagi hanya menjadi objek politik, tetapi juga subjek yang aktif menentukan kebijakan. Namun, para calon muda ini perlu didukung dengan literasi politik yang baik agar mampu bersaing dengan kandidat yang lebih berpengalaman.


Isu-isu yang relevan dengan generasi muda menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan partisipasi dalam pemilu. Contohnya adalah isu tentang pendidikan, lingkungan, ekonomi kreatif, dan digitalisasi. Anak muda di Indonesia, termasuk di daerah seperti Nusa Tengga Barat, sering kali memiliki inovasi dan solusi kreatif untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Dengan terlibat dalam politik, mereka dapat memastikan bahwa suara mereka didengar dan kebijakan yang dihasilkan berpihak pada masa depan.


Selain itu, generasi milenial juga harus mengambil peran sebagai pengawas pemilu. Menurut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), pelanggaran pemilu masih menjadi masalah serius di Negara kita, mulai dari politik uang hingga penyebaran hoaks. Dengan kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi, milenial dapat membantu memantau jalanya pilkada, melaporkan pelanggaran, dan memastikan proses berjalan secara transparan dan adil. Tidak hanya sampai situ, pendidikan politik menjadi salah satu aspek penting yang perlu digalakkan. 


Generasi muda yang melek politik dapat menjadi agen perubahan.

Di sisi lain, partai politik dan penyelenggara juga memiliki tanggung jawab untuk mengajak dan melibatkan generasi muda secara lebih aktif. Program-program yang inklusif dan relevan dengan kebutuhan anak muda harus menjadi prioritas.  


Generasi milenial juga harus berani bermimpi besar. Dengan jumlah generasi milenial yang cukup banyak, mereka memiliki kekuatan untuk menentukan pemimpin yang sesuai dengan visi mereka. Pilihan pemimpin yang cerdas dan berintegritas akan membawa dampak positif bagi suatu daerah dalam jangka panjang. Maka dari itu, penting bagi generasi muda untuk menggunakan hak pilih mereka dengan bijak.


Kerja sama antar generasi menjadi kunci dalam membangun politik yang sehat. Anak muda dapat belajar dari pengalaman generasi sebelumnya, sementara generasi tua dapat menerima ide-ide segar yang dibawa oleh milenial. Dengan berkaloborasi, kedua kelompok ini dapat menciptakan sinergi yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.


Pilkada pada tahun 2024 merupakan peluang emas bagi generasi milenial untuk menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penonton, tetapi mampu menjadi aktor utama dalam demokrasi. Sebagai kelompok yang, inovatif, progresif dan melek terhadap teknologi, milenial memiliki potensi besar untuk membawa perubahan yang signifikan dalam politik.


Masa depan bangsa ada di tangan anak muda. Dengan partisipasi aktif, pemahaman yang mendalam tentang politik, dan semangat untuk membawa perubahan, generasi milenial dapat menjadi game changer yang menciptakan sejarah baru dalam Pilkada 2024.

0/Post a Comment/Comments